Paylater itu Riba?
Oleh: Ahmad Ifham

[17/06, 08:31] EDW: mau nanya lagi ustadz, sekarang kan diaplikasi jual beli online ada metode bayar nanti/ngutang gitu, tetapi pas pembayarannya sudah beda dengan yang seharusnya, misal nya dri 10 rbu menjadi 12 ribu. Apakah itu termasuk riba? Terus bagaimana dengan barang yang sudah kita beli tersebut? Kalau memang riba barangnya seharusnya diapain atau dikemanain? Terima Kasih ๐Ÿ˜Š

[17/06, 08:57] Ahmad Ifham Sholihin: [1]

Tergantung skemanya. Jika transaksinya kredit atau talangan atau pinjaman yang mensyaratkan ada bunga, maka ini riba.

Jika pakai akad dagang (jual beli dan sejenisnya), maka ini halal. Dalam jual beli tentu sah ambil untung.

Misalnya jual beli pesanan dengan terlebih dulu pembayaran dilakukan oleh pemilik aplikasi (marketplace) kepada supplier. Akad antara pemilik aplikasi ke end user (konsumen) adalah jual beli yang tentu ambil untung.

Contoh lain dengan akad pinjaman, di sisi lain ada juga jual beli manfaat atau ada juga penjaminan dari penyedia aplikasi terhadap nasabah. Halal ada fee yang diambil oleh pemilik aplikasi. Penyedia aplikasi atau marketplace boleh memberikan pinjaman kepada konsumen. Total kewajiban konsumen adalah fee + pinjaman.

Contoh lain lagi, akad pemberian kuasa beli dari end user (konsumen) kepada marketplace untuk membelikan barang dari supplier. Marketplace boleh mengenakan ada fee atas kuasa beli tersebut. Marketplace boleh memberikan pinjaman kepada konsumen. Total bayar konsumen adalah fee + pinjaman.

[2]

Pada akad halal, maka barangnya diperoleh dari akad halal. Pada akad haram, maka berarti barangnya diperoleh dari akad haram.

Jika terlanjur melakukan akad riba, ya barangnya pakai saja, ke depan jangan diulang lagi, jangan melakukan akad riba lagi.

Kalaupun memang hoby nya melakukan akad riba, ya barangnya pakai saja, karena transaksinya kan legal. Hanya saja tetap kena dosa riba, dan kita memperoleh harta dengan cara batil.

Semoga Allah SWT mengampuni dosa kita semua. Amin.

[17/06, 09:02] Ahmad Ifham Sholihin: Ada hadits

ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุณูู„ูŽูŠู’ู…ูŽุงู†ู ุจู’ู†ู ุญูŽุฑู’ุจู ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุจูŽุณู’ุทูŽุงู…ู ุจู’ู†ู ุญูุฑูŽูŠู’ุซู ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุดู’ุนูŽุซูŽ ุงู„ู’ุญูุฏู‘ูŽุงู†ููŠู‘ู ุนูŽู†ู’ ุฃูŽู†ูŽุณู ุจู’ู†ู ู…ูŽุงู„ููƒู ุนูŽู†ู’ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุดูŽููŽุงุนูŽุชููŠ ู„ูุฃูŽู‡ู’ู„ู ุงู„ู’ูƒูŽุจูŽุงุฆูุฑู ู…ูู†ู’ ุฃูู…ู‘ูŽุชููŠ

Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin harb berkata, telah menceritakan kepada kami Bastham bin Huraits dari Asy’ats Al Huddani dari Anas bin Malik dari Nabi Muhammad SAW beliau bersabda, “Syafaatku berlaku untuk pelaku dosa besar dari umatku.” (HR Abu Dawud – Shahih).

Wallaahu a’lam

Categories: 1. Muamalah

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *